Begitu banyak fenomena yang terjadi saat
ini mulai dari kerusuhan dari berbagai daerah. Bencana alam dan yang tidak kalah panasnya tuntutan
agar Gusdur mundur. Sebagai mahasiswa, sudah sewajbnya kita memikirkan dan mengambil sikap atas berbagai
peermasalahan yang terjadi di negara kita. Begitu juga fenomena yang nyata sekali di kampus UNISBA yang
terkenal dengan nama "Kampus Biru". Entah kenapa UNISBA terkenal dengan kampus biru, apa mungkin dari
bangunannya atau dari zaket almamater.
Baiklah, kita jangan pusing-pusing memikirkan hal itu tapi yang lebih penting nama UNISBA itu sendiri.
UNISBA (Universitas Islam Bandung) pasti kita tahu kan singkatannya? . Tapi coba kita telaah kembali
apakah kampus kita sudah benar-benar terdapat nuansa Islami, yang notabene kampus berlabelkan Islam ?.
Label "Islam " di kampus kita merupakan indikasi bahwa keadaan dan suasananya pun terdapat kehidupan Islami.
Kita pasti merasakan dan melihat bagaimana sebenarnya, bahkan orang yang sudah tahu pun merasakan
begitu terbalik kenyataan yang terjadi. Relakah kita bila kampus kita dikatakan "Parisnya Bandung" atau
diibaratkan "Mall"?. Itu terjadi karena mode-mode yang sedang trend cepat merambah dengan cepat dan kita lihat
suasana kampus kita,tatkala adzan berkumandang sangat minim sekali orang yang berdatangan untuk sholat,
juga khususnya hari jum'at keputrian PH PPKM Al-Asy'ri mengadakan acara khusus untuk wanita (keputrian).
Begitu kontras sekali orang-orang yang berdatangan ke masjid dengan orang-orang yang masih berkeliaran di
sekitar kampus. "Saya sedih sekali melihat kenyataan yang terjadi jauh dari perkiraan saya", ujar salah seorang mahasiswa yang tidak
mau diketahui identitasnya.
Yang tidak kalah menarik yaitu tentang pakaian (busana) hanya beberapa persen mahasiswa UNISBA yang telah berjilbab.
UNISBA telah "bangkrut", dimana sangat minim sekali mahasiswa yang telah berjilbab. Bukankan jilbab sebagai identitas kepribadian sebagai
seorang muslimah dan merupakan kewajiban bagi seorang wanita.
Busana muslimah membedakan kita dari wanita kafir dan jahiliyah yang tidak mengerti batas-batas kesopanan dan
akhlaqul karimah. Inilah yang akan membuat kita istimewa di hadapan orang-orang yang beriman dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Allah SWT
berfirman:" Hai nabi katakanlah kepada istri-istri dan anak-anak perempuanmu dan kepada istri-istri orang mukmin. "Hendaklah mereka mengulurkan
jilbanya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikeanal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah SWT adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Al Ahzab:59).
"dan katakanlah kepada wanita-wanita mu'min hendaknya mereka menundukkan sebagian pandangannya dan memelihara
kemaluannya yang demikian itu lebih baik bagi mereka". (An Nur: 31).
Firman-Nya pula:
"Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku sebagaimana orang-orang jahiliyah terdahulu".(Al Ahzab : 33).
termasuk yang tidak boleh dilupakan dalam pakain Islam adalah tidak menyerupai pakaian laki-laki, tidak ketat
sehingga menampilkan bentuk dan lekukan tubuh, tidak tipis sehingga mempeerlihatkan bayang-bayang tubuh.
Sabda Rasululloh SAW:
"Ada dua golongan manusia yang termasuk penghuni neraka dan aku (sekarang) belum melihatnya:orang yang selalu membawa
cambuk seperti ekor sapi yang dengannya ia menyiksa manusia, dan wanita yang berpakaian tapi (sama dengan) telanjang dan menggoda. kepala
mereka bagaikan punuk unta. Mereka itu tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau harum surga, padahal baunya itu bisa tercium
dari jarak sekian". (HR. Muslim).
Lingkungan kehidupan mahasiswa memiliki banyak nuansa baik dari segi pemikiran, adat istiadat, maupun gaya dan orientasi hidup. Dalam
berinteraksi dengan setiap orang, seorang muslimah dituntut bersikap arif dan penuh perhitungan. Kita akan menghadapi berbagai problem baik yang berkaitan
dengan sistem ataupun nilai yang menurut kita jauh dari-nilai-nilai Islam.
Boleh jadi kondisi yang menurut kita tidak bernilai Islam itu membuat kita " sesak napas". Ya, bukan saja masalah yang makin seronok, melainkan juga pola
pergaulan yang semakin permisivistik (serba boleh). Era telah benar-benar mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat manusia pada umumnya dan masyarakat
mahasiswa pada khususnya. Gaya hidup urakan telah merambah kehidupan remaja kita ssampai ke liku-likunya. Hal itu tentu saja tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan sebagai hasil dari rekayasa orang-orang yang berkepentingan dengan ruasaknya moral remaja.
Ada pertanyaan yang dilansir dari seorang mahasiswa bahwa" Pakai jilbab atau tidak itu hak seseorang ". Tapi menurutnya
juga jika kita sudah berada di lingkungan Unisba, itu lain lagi karena kita sudah berada di kampus yang berlabelkan Islam. Pada hakikatnya, tidak semua
wanita memakai jilbab karena itu memang ada dorongan hidayah dari Allah SWT. Tapi akankah menunggu hidayah dari Allah SWT selamanya? mungkin saja maut akan
menjemput kita sekarang juga. Setidaknya kalaulah kita belum bisa memakainya, mungkin dengan berbusana yang " Sopan ". Memakai jilbab pun kalau masih tetap menunjukkan
lekuk tubuh (yang tidak memenuhi yang ditetapkan oleh syariat Islam), Hal itu justru lebih memperburuk citra Islam.
Andaikan pihak yang berwenang (Rektor & Dosen) lebih tegas dalam penerimaan mahasiswa dengan persyaratan-persyaratan yang lebih bertolak ukur pada
hukum-hukum Islam, mungkin akan meminimalisasi problematika kampus. Janganlah takut apabila nantinya akan berkurang mahasiswa yang mendaftar,
karena kita yakin bahwa kita kuliah di Unisba tidak hanya menimba ilmu pengetahuan umum tapi ilmu agama pun sangat diutamakan.
By: Kokom Komariah MIPA '99
|